Jakarta (ANTARA News) - Istana Dalam Loka menjadi bukti sejarah dari kejayaan Kesultanan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, pada masa lampau.
Istana Dalam Loka dibangun pada 1885 oleh sultan ke-16 dari Dinasti Dewa Dalam Bawa, Sultan Muhammad Jalaluddin Syah III, kakek dari sultan Sumbawa saat ini.
Pembangunannya memakan waktu sembilan bulan 10 hari, sama seperti usia bayi dalam kandungan.
Istana yang berlokasi di sebelah Mesjid Agung Nurul Huda ini dibangun tak lepas dari nilai-nilai Islam yang diterapkan setelah agama tersebut masuk ke Pulau Sumbawa.
Tempat menaruh lampu di dalam Istana Dalam Loka (ANTARA News/ Nanien Yuniar )
Bangunan berbentuk rumah panggung ini memiliki 99 tiang penopang dari kayu jati yang masih asli, jumlahnya diambil dari sifat Allah atau Asma'ul Husna.
Menurut pemandu, kayu jati pada zaman dahulu dikeringkan dengan proses alami yang membuatnya jadi kokoh dan kuat walau dimakan usia.
Ada 17 anak tangga di Istana Dalam Loka, sama seperti jumlah raka'at shalat lima waktu.
Dahulu, Istana Dalam Loka menjadi kediaman sultan beserta keluarganya sekaligus pusat pemerintahan.
Kini, Istana Dalam Loka menjadi tempat berlangsungnya acara-acara seperti pemilihan putera dan puteri daerah, yang disebut Taruna-Dadara, juga tempat untuk latihan tari, teater hingga serune (seruling Sumbawa).
Meski matahari Sumbawa terik menyengat, bagian dalam istana terasa sejuk. Setiap orang yang akan masuk ke istana harus menaiki tetegasa (tangga) menuju paladang (teras yang jadi ruang tunggu) menuju pintu masuk.
Tetegasa adalah tangga naik yang mengambil konsep pendakian, ini jadi simbol bahwa setiap orang yang naik ke istana selalu membungkukkan badan sebagai tanda penghormatan pada sultan.
Setiap pengunjung harus melepaskan alas kaki sebelum menginjakkan kaki ke dalam istana.
Di ruangan pertama yang luas, Anda akan mendapati beberapa pigura berisi foto-foto bersejarah, termasuk salah satunya Sultan Muhammad Kaharuddin IV atau Daeng Ewan yang menjadi Sultan Sumbawa sejak 2011 hingga saat ini.
Ada juga bagan berisi daftar sultan yang pernah memerintah Kesultanan Sumbawa
Isi Istana Dalam Loka nyaris kosong melompong karena perabotannya sudah dipindahkan ke istana Bala Kuning.
Beberapa benda bersejarah yang terlihat mencolok di istana ini adalah tandu penuh ukiran yang dulu dipakai oleh anggota kesultanan.
Istana Dalam Loka terdiri dari dua lantai. Di lantai pertama, ada ruangan besar yang dulu dipakai untuk pertemuan dan upacara kesultanan, kamar sultan dan permaisuri, kamar keluarga kesultanan, kamar dayang, tempat shalat hingga dapur.
Tempat menenun di lantai dua istana Dalam Loka (ANTARA News/ Nanien Yuniar)
Ada dua ruangan di lantai dua yang bisa diakses dengan tangga yang letaknya terpisah. Ruangan pertama adalah tempat bermain putri sultan, yang lain berfungsi sebagai tempat menenun.
Selain Istana Dalam Loka, ada banyak istana yang pernah dan masih ada sepanjang Kesultanan Sumbawa berdiri selama 1648 hingga 1958. Di antaranya adalah istana Bala Karang Minyak, Bala Balong, Bala Gunung Setia, Bala Sawo, Bala Batu Ode, Bala Puti, Bala Kelungkung atau Bala Gambir dan Bala Kuning.
Editor: Ade Marboen
COPYRIGHT © ANTARA2017
Baca Kelanjutan Istana Dalam Loka, bukti sejarah Kesultanan Sumbawa : http://ift.tt/2wr3wYIBagikan Berita Ini
0 Response to "Istana Dalam Loka, bukti sejarah Kesultanan Sumbawa"
Post a Comment