Suara.com - Bali tak hanya terkenal dengan keindahan pesonanya, tapi di Pulau Dewata ini juga tumbuh beragam komunitas penikmat musik, salah satunya musik blues.
Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) berencana menjadikan Bali sebagai pusat musik blues Indonesia. Disampaikan Direktur Konstruksi dan Operasi ITDC, Ngurah Wirawan, musik blues tergolong memiliki penggemar yang tersegmentasi, sehingga membutuhkan wadah tersendiri untuk melestarikannya.
"Para musisi blues memang beda dengan genre lain seperti jazz. Blues penggemarnya agak membumi. Saya lihat Indonesia memang belum terlalu familiar dengan musik blues, tapi penikmatnya selalu ada. Kami berharap mereka menemukan dunianya di Bali," ujar Ngurah Wirawan dalam temu media di Kementerian Pariwisata, Kamis (3/5/2018).
Ia menambahkan, untuk mengukuhkan Bali sebagai pusat dari perhelatan musik blues, ITDC kembali menghelat event tahunan Bali Blues Festival (BBF) yang kali ini berlangsung pada 11-12 Mei 2018 di Pulau Peninsula, The Nusa Dua Bali.
Ngurah mengatakan, BBF 2018 akan menampilkan sejumlah musisi ternama dari dalam dan luar negeri yang akan menyajikan komposisi-komposisi pengembangan musik Blues dalam berbagai warna. Dari dalam negeri, deretan artis yang akan menggebrak panggung BBF tahun ini antara lain Rama Satria, Gugun Blues Shelter, Dikta Wicaksono, Ginda Bestari, Jakarta Blues Factory, dan Bluesmates dari Surabaya, serta sejumlah musisi kenamaan Bali seperti Crazy Horse Bali Floyd, The Hydrant, Ubud Bluesers, Sunburst, dan North Bali Crossroad.
Sedangkan musisi mancanegara yang akan bergabung adalah Fernando Noronha, gitaris dan komposer musik blues ternama dari Brazil Ronaldgang. Ngurah menargetkan 5.000 pengunjung akan memadati Bali Blues Festival 2018.
"Musisi blues di Bali butuh tempat, kalau di Jakarta sudah ada JavaJazz dan sudah mendunia. Ini PR kita untuk mewujudkan mimpi musisi blues sehingga diharapkan acara ini bisa jadi cikal bakal sentra musik blues di dunia," tambah dia.
Tiket masuk Bali Blues Festival 2018 sendiri mulai dipasarkan sebesar Rp 125 ribu untuk satu hari dan Rp 200 ribu untuk dua hari. Yang menarik, kata Wirawan, ITDC bekerja sama dengan hotel-hotel di Kawasan The Nusa Dua dan maskapai penerbangan Garuda.
Tamu-tamu yang menginap di hotel-hotel The Nusa Dua pada periode festival dapat masuk ke area BBF tanpa perlu membeli tiket masuk, cukup menukarkan bukti hotel check-in dengan tiket masuk festival yang tersedia di hotel-hotel. Sedangkan para penumpang Garuda yang terbang ke Bali pada periode 4-12 Mei 2018 dapat menggunakan boarding pass sebagai tiket masuk Festival.
"Dengan keuntungan seperti ini, kami harapkan wisatawan yang berkunjung ke Bali pada periode festival dapat lebih menikmati kunjungannya di Bali dengan menonton festival musik blues," tandasnya.
https://www.suara.com/entertainment/2018/05/03/160211/bali-dipersiapkan-jadi-pusat-musik-bluesBagikan Berita Ini
0 Response to "Bali Dipersiapkan Jadi Pusat Musik Blues"
Post a Comment