Search

Dari Mading ke Lagu, Voice of Baceprot Tumpahkan Kegelisahan

Suara.com - Tidak ada yang mengira jika tiga remaja berhijab yang tergabung dalam Voice of Baceprot (VoB) ini menjadi populer seperti sekarang.

Tak kurangnya media-media nasional dan internasional seperti The Guardian, NPR, Reuters, BBC, Metal Injection, Mashable, The New York Times, Metal Hammer dan Pitchfork mengulas tentang mereka sejak tahun lalu.

Voice of Baceprot (voiceofbaceprot/instagram).

Tiga personilnya VoB, masing-masing vokalis dan gitaris Firdda Kurnia, drummer Euis Siti Aisyah dan bassist Widi Rahmawati mungkin tak pernah mengira mereka bisa menjadi sepopuler ini, diundang di banyak panggung sampai festival skala nasional seperti Synchronize.

Bahkan sempat ada rumor berhembus bahwa mereka akan diundang tampil ke festival metal terbesar di Indonesia, Hammersonic.

Mereka masih ingat 5 tahun lalu, ketika pengasuh dan mantan guru mereka, Cep Ersa Eka Susila Satia membantu tiga remaja ini membentuk VoB saat masih di Madrasah Tsanawiyah atau setara dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada Februari 2014 di Desa Ciudian, Garut.

Jalur rock dan metal yang mereka pilih bukan berarti bisa diterima banyak orang. Sebaliknya, ini sesuatu yang buruk di awal karier band ini. Ada banyak pertentangan di sana sini dan berbagai pihak. Dari orangtua, keluarga termasuk juga sekolah.

voice of baceprot (voiceofbaceprot/instagram).

Pelan tapi pasti, band yang terpengaruh dengan Slipknot, Lamb of God and Rage Against The Machine ini mencoba meyakinkan banyak orang bahwa perempuan remaja hijab dan musik metal tak ada bedanya dengan perempuan lain. Mereka hanya kebetulan memilih musik yang sesuai dengan hati nurani mereka.

Voice of Baceprot (facebook).

Termasuk dalam soal menuliskan kegelisahan mereka akan sesuatu. Dulu, mereka kerap mencurahkan hal-hal yang mereka kritik lewat mading (majalah dinding) sekolah mereka. Namun setelah punya band, mereka jadi lebih leluasa mencurahkan isi hati mereka lewat musik dan lagu.

Salah satu hasil kegundahan mereka adalah single debut berjudul "School Revolution", sebuah lagu yang terinspirasi dari kehidupan keseharian mereka di sekolah.

"School Revolution" adalah bentuk kemarahan terhadap sekolah. Mereka menganggap bahwa sistem pendidikan di Indonesia belum maju. Menurut mereka sudah saatnya pendidikan di Indonesia harus menuju ke pembentukan karakter sebagai manusia.

"Pendidikan semestinya jadi pondasi kemerdekaan berkarya anak bangsa, bukan sekedar jadi ruang tapi kemudian memasung, memangkas, mengebiri bahkan memenjara kreativitas," ungkap mereka. 

Single "School Revolution" menjadi awalan dari lagu-lagu lain yang nantinya akan dirangkum dalam album yang juga akan menyusul dirilis.

Pelan tapi pasti, langkah dari anak-anak bawel nan berisik alias baceprot milik Voice of Baceprot ini makin mulus. Kami tunggu karier mereka di Hammersonic tahun ini.

Let's block ads! (Why?)

https://www.suara.com/entertainment/2018/05/08/153534/dari-mading-ke-lagu-voice-of-baceprot-tumpahkan-kegelisahan

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Dari Mading ke Lagu, Voice of Baceprot Tumpahkan Kegelisahan"

Post a Comment

Powered by Blogger.