Emilia Contessa Ungkap Penyebab Anak Denada Idap Leukemia

Suara.com - Aktris senior Emilia Contessa mengungkap kemungkinan penyebab cucunya, Shakira Aurum mengidap leukemia. Menurut dokter, satu di antaranya bisa jadi gara-gara mengonsumi camilan mengandung zat pengawet.

"Dokter bilang banyaklah penyebabnya. Mungkin kayak zat-zat pewarna di permen, makanan-makanan ringan yang banyak zat pewarna terus pengawet," ujar Emilia Contessa, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (18/7/2018) sore.

Namun, Emilia Contessa menjamin sang anak, Denada tidak pernah membiarkan Shakira Aurum jajan sembarangan. Bocah lima tahun ini pun lebih sering menyantap makanan rumahan.

Denada bersama putrinya, Skahira Aurum. (Instagram)

"Saya bilang i don't think so. Saya rasa tidak bukan karena itu. Saya berani jamin selama lima tahun kehidupan Shakira dan Dena itu dua tahun full menyusui anaknya," terang Emilia Contessa.

"Dena juga hanya memberikan makanan-makanan sehat. Anaknya nggak pernah dibeliin jajanan, apapun yang dia (Shakira minta) kita bikin di rumah, dengan bahan-bahan yang sehat," sambungnya lagi.

Perempuan 60 tahun ini juga memastikan keturunan keluarga besarnya tidak ada yang menderita kanker. Begitupun dengan keluarga mantan suami Denada sekaligus ayah Shakira Aurum, Jerry Aurum.

"Penyebabnya aslinya dokter pun tidak bisa menjawab. Saya bilang, genetik? Tidak ada. Sepupunya Dena ada beberapa yang dokter, Jerry tuh abangnya juga dokter. Saya bilang tolong cek seluruh keturunan. Tidak ada satu pun yang kena leukemia. Saya sudah cek semuanya," kata Emilia Contessa.

Kendati begitu, Emilia Contessa mengungkap dirinya dan Denada mencoba tabah dan ikhlas menghadapi cobaan tersebut.

"Dokter bilang dalam sebulan itu ada dua atau tiga anak yang ketahuan sakit leukemia. Saya bilang kenapa seperti ini? Saya langsung berpikir bukan hanya cucu saya," tutur Emilia Contessa.

Seperti diketahui, Shakira Aurum divonis mengidap leukimia sejak Mei 2018. Setelah itu, bocah berusia lima tahun ini langsung menjalani pengobatan intensif di Singapura.

Let's block ads! (Why?)