Menurut Aris, yang menetap di London sejak 1999, program itu juga menjangkau murid Marlow Church of England Infant School yang berada di Marlow, daerah di Buckinghamshire yang indah dan dihuni kalangan menengah ke atas termasuk selebritas.
Pria kelahian Sukoharjo yang menyelesiakan PhD di York University itu mengatakan program pengenalan gamelan dan budaya Indonesia di sekolah-sekolah umumnya mendapat sambutan positif dari murid maupun orangtua murid. Jumlah sekolah yang mengikuti program gamelan dan wayang masuk sekolah juga menurut dia makin banyak.
Kepada Antara di London, Sabtu, ia menjelaskan dalam setiap proyek yang berlangsung lima hari penuh disampaikan materi pengenalan tentang Indonesia melalui alat alat peraga, belajar gamelan, membuat wayang, permainan, dan membuat cerita berdasarkan cerita rakyat Indonesia, serta pementasan hasil proyek di sekolah dengan kehadiran orangtua.
Penyampaian yang menarik disertai dengan alat peraga, menurut dia, membuat para siswa antusias mengenal fakta menarik tentang Indonesia semisal letak negara, jumlah pulau, gunung merapi, penduduk, suku dan bahasa serta flora dan fauna unik di setiap kepulauan.
"Sesi bermain gamelan tidak kalah serunya," kata Aris.
"Mereka sangat antusias menyanyikan lagu gamelan dan memainkan alat dengan tidak lupa mencopot sepatu dan tidak melompati gamelan yang menjadi adat bermain gamelan," ia menambahkan.
Dalam program pengenalan budaya Indonesia itu, para pelajar juga diajak menggunting kertas dan menghiasi wayang dengan karakter hewan yang dipelajari sebelumnya seperti harimau sumatra, orangutan, cendrawasih, kancil dan komodo.
Dan saat waktu pentas tiba pada akhir proyek, semua antusias. Para guru dan orangtua memberikan dukungan dan semangat, dan rela berdesakan menyaksikan karya murid dan anak mereka.
Mereka menyambut dengan senyum, tawa dan tepuk tangan pentas cerita yang disusun berdasarkan cerita rakyat Indonesia seperti Si Kancil, Ajisaka maupun Loro Jonggrang.
Aris mengatakan semenjak awal pelaksanaan proyek tahun 2012, dia selalu mendapat kesan positif baik dari siswa, guru maupun orangtua murid. Bahkan sebagian siswa menyebut program belajar tentang budaya Indonesia sebagai "proyek terbaik".
Para guru pun, menurut dia, mengemukakan bagaimana proyek tersebut mendukung kurikulum nasional di Inggris yang juga mencakup bidang musik dan seni karena mengajari para murid bermain gamelan, seni membuat wayang, drama dan geografi, sastra, fisika (lewat penataan lampu untuk menghasilkan bayangan dalam pementasan wayang), apresiasi budaya, serta desain dan teknologi membuat wayang.
Dari Gamelaning
Sejak 2012, melalui pusat informasi gamelan, Gamelaning, Aris bekerja sama dengan KBRI di London untuk mengajak siswa sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Inggris mengenal kebudayaan Indonesia melalui proyek Gamelan dan Wayang.
Aris, yang pernah belajar di Institut Seni Indonesia di Yogyakarta dan Guildhall School of Music and Drama di London, bekerja sama dengan organisasi seni pemerintah mau swasta di Inggris untuk menyebarluaskan informasi mengenai program Gamelan Goes to School.
Menurut guru dan pemain gamelan juga juga seorang komponis itu setiap tahunnya kurang lebih ada 1.000 siswa dari beberapa wilayah di Inggris yang mengikuti program itu.
Program tersebut menurut dia sangat efektif untuk memperkenalkan budaya Indonesia ke mancanegara dan semestinya digalakkan.
Selain memperkenalkan budaya Indonesia ke murid sekolah, Aris mengajak masyarakat di Inggris mengenal gamelan dan budaya Indonesia, serta menginisiasi pembentukan kelompok belajar gamelan Jawa di KBRI London.
Aris juga mendorong komponis dunia dan musisi dunia mengeksplorasi gamelan sebagai sarana penciptaan musik baru melalui Gamelan Composer's Forum.
Organisasi yang terbentuk pada 2013 itu bekerja sama dengan musisi dan komponis dari berbagai negara menggelar acara Concert and Discussion of New Music for Gamelan di School of Oriental and African Studies, London.
Baca juga:
Dua universitas di Wina buka kelas gamelan
KBRI Seoul promosi E-Macapat dan E-Gamelan di Seoul
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Maryati
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Membawa gamelan ke sekolah-sekolah Inggris"
Post a Comment