Karakter suara Bennington kerap menggambarkan pertarungan antara kegelapan dan cahaya, tergambar dari berubah cepatnya pola suara dia dari lembut, halus dan rapuh, menjadi tiba-tiba memekik sangar.
"Bakat paling mengesankan yang pernah saya saksikan langsung," tulis Rihanna dalam Instagram saat mengenang Bennington.
Ironisnya Bennington sendiri memiliki favorit untuk lagu-lagu yang dinyanyikannya bersama Linkin Park, selain ada juga lagu yang tak begitu disukainya. Dan ternyata, "Papercut" adalah lagu kesukaannya, sedangkan "In The End" menjadi lagu yang kurang disukainya.
Berikut 12 lagu top band yang ditulangpunggungi Bennington itu yang mengantarkan suara khas lembut mendadak sangar ala Bennington naik ke panggung musik dunia, versi laman Rolling Stone.
"One Step Closer" (2000)
"Liriknya sangat menjabarkan diri sendiri," kata vokalis Linkin Park Mike Shinoda kepada Billboard pada 2000. "Lagu ini ditulis pada masa kami di studio dan saat kehidupan sosial serta musik kami agak sedikit menegangkan."
"Crawling" (2001)
Lagu ini mengantarkan Bennington ke pusat panggung. "Lagu itu berkisah tentang tanggung jawab untuk tindakan-tindakan Anda...ini menyangkut bagaimana saya menjadi alasan untuk hal yang saya rasakan. Ada sesuatu dalam diri saya yang menarik saya," kata Bennington mengenai lagu ini.
"Papercut" (2001)
Dalam wawancara dengan Monster Radio RX 93.1, Manila, pada 2013, Bennington menyebut "Papercut" sebagai "identitas band ini" dan menjadi lagu Linkin Park yang paling disukainya.
"In the End" (2001)
Lagu hit dalam album Hybrid Theory itu langsung melesat ke nomor dua tangga lagu Billboard. Meski menjadi salah satu lagu tersukses band ini, Bennington ironisnya mengaku pada awalnya tidak berniat mengomersialkan lagu ini, bahkan mengaku bukan penggemar lagu ini.
"Faint" (2003)
Single kedua Linkin Park dalam album Meteora ini melukiskan ketidaknyamanan Mike Shinoda atas hubungannya dengan Chester Bennington yang mulai renggang.
"Breaking the Habit" (2004)
Ini single kelima dari album kedua mereka yang dirilis pada 2003, Meteora, yang terjual sampai 27 juta di seluruh dunia.
"Numb/Encore" bersama Jay-Z (2004)
Pada 2004, lewat lagu ini Linkin Park kian jauh menyingkirkan batas antara rap dan rock saat mereka berkolaborasi dengan Jay-Z. Awalnya untuk MTV Special, namun akhirnya dimasukkan ke Collision Course, koleksi enam lagu yang memuat lagu-lagu Linkin Park.
"What I've Done" (2007)
"Kami menyimpang dari banyak suara tertebak yang kami bawakan sebelum ini," kata Bennington dalam wawancara dengan MTV mengenai rilis single ini.
"Bleed It Out" (2007)
Lagu dari album tahun 2007 "Minutes to Midnight" ini menggambarkan pengabaian total Linkin Park atas bata-batas gaya.
"The Catalyst" (2010)
Lagu ini menggambarkan perceraian band ini dengan karakter suara mereka dalam era awal 2000-an.
"Burn It Down" (2012)
"Di masa lalu, kami secara sadar menyimpang dari yang sudah kami lakukan sebelumnya, tapi di sini, energinya jelas serupa dengan Hybrid Theory," kata Bennington kepada Rolling Stone pada 2012.
"Heavy", bersama Kiiara (2017)
Lagu di mana Bennington berbagi vokal dengan penyanyi pop Kiiara ini masuk Nomor 50 dalam Hot 100.
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA2017
Baca Kelanjutan Lagu Linkin Park paling disukai dan tak disukai Chester Bennington : http://ift.tt/2ugTBXCBagikan Berita Ini
0 Response to "Lagu Linkin Park paling disukai dan tak disukai Chester Bennington"
Post a Comment